Thursday, November 13, 2014

Pertanyaan yang harus kau jawab untuk dirimu sendiri


Pendorong terbesar dalam kehidupanku adalah cita-citaku yang satu persatu harus terwujud. Meskipun membutuhkan waktu yang lama aku ingin mewujudkan itu semua dan tujuan dari semua cita-citaku itu adalah orang tua. Membuat mereka berdua tersenyum adalah hal terindah bagi ketiga anak-anaknya, visi kita sama, misi kita sama, hanya saja jalannya yang kami tempuh berbeda. Kami mempunyai bakat dan kemampuan masing-masing. Dan ketika salah satu dari kami terjatuh karena jalan yang kita ambil, kedua lainnya mengulurkan tangan untuk membantu. Kami bertiga adalah satu itu selogannya. Dan, aku berharap jika kami menikah, kami tidak akan melupakan betapa berharganya saudara-saudaraku. Meskipun mempunyai kehidupan sendiri-sendiri tetapi kita tetap pada misi kita hidup didunia ini, itulah doaku dan harapanku.


Percaya, meskipun awalnya galau tetapi kegalauan itu justru pemberi semangat bagi diri kita sendiri. Meratapi pasti, tapi lakukan kehidupanmu selanjutnya meskipun sempoyongan sekalipun. Bagaimana tidak, hidup tetap berlanjut, meskipun kegalauan meradang pada tubuh kita, tetapi kita juga tetap memposisikan cita-cita dan tujuan hidup. Carilah peralihan yang positif, banyak hal yang positif. Jika memilih yang negatif seperti narkoba atau semacamnya, kau tahu apa yang kau lakukan, jelas itu tidak baik, dan tanggung resikonya, sesuai dengan yang diajarkan agamamu masing-masing.

Impian menulis tetap aku jalani, tetapi belum ada penilaian apakah penulisanku ini bagus atau tidak, layak atau tidak, menarik atau tidak.
Yang kulakukan saat ini melatih dan terus berlatih. Doa..... doa..... dan berdoa.......
Aku akan menunjukkan pada diriku sendiri. Tunggulah diriku, aku akan datang.

Tuesday, November 11, 2014

Jawaban atas pertanyaan Merry Riana

Pernahkah Anda mendeklarasikan tekad Anda dengan suara lantang dan semangat yang menggebu-gebu? #SD
By Merry Riana

Belum pernah, aku belum pernah melontarkan keinginanku semenjak aku keluar dari TPA, karena aku terfokus untuk mencari uang. Sepertinya pemikiranku salah, karena setiap aku nurut dan patuh kepada atasan tanpa aku bertanya kenapa aku harus melakukan itu, aku merasa gagal mempertahankan prinsipku tentang kebenaran.

Dan, setiap aku meminta alasannya, atasan itu tak mengatakan sesungguhnya dan bahkan aku dibentak, kalau diutus itu ya lakuinlah hal itu, nggak usah banyak nanyak.

Dan, urat maluku harus putus karena setiap aku ingin diperhatikan oleh orang lain. Pas banget atasanku memarahiku didepannya...... moment yang pas...... sempet sebel sih...... tapi buat apa sebel yang aku minta perhatian aja nggak prihatin padaku, malah membiarkan, dan bahkan tidak melihatku..... maybe.....

Berfikir positif, tetap semangat...... apa dengan urat malu seperti ini kamu akan menyerah......

Bagaimana caranya aku harus siap membela keadilan.....
Aku ingin sekali berhijab Ya Alloh, benar-benar ingin, tapi apa gebrakan yang harus aku lakukan. Bantulah aku Ya Alloh, berilah aku jawaban.